Air adalah zat atau materi atau
unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini
di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun (330 juta mil3) tersedia di bumi.
Penempatan
air sebagian besar terdapat di laut atau air asin dan pada lapisan-lapisan es
(di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air yaitu melalui
penguapan, hujan dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata iar, muara sungai) menuju laut.
Air yang bersih sangat penting bagi kehidupan
manusia dan alam sekitar. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan
persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat
pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Eropa dan
Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat secara alami terdapat di peremukaan bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut.
Sumber
air yang menjadi salah satu obyek dari penelitian yaitu sumber air di Gunung
Ungaran.
Gunung
Ungaran merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung
Ungaran mempunyai ketinggian 2.050 m. Gunung Ungaran mempunyai kawasan hutan
Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous
atau hutan gunung. Di lereng gunung Ungaran terdapat situs arkeologi berupa
Candi Gedongsonggo. Selain peninggalan arkeologi terdapat pula beberapa curug
(air terjun) diantaranya : curug semirang dan curug lawe. Juga terdapat gua,
yang terkenal gua jepang. Gua ini terletak 200 m sebelum puncak, tepatnya di
sekitar perkampungan promasan (perkampungan para pemetik teh).
Gunung
Ungaran terletak di sebelah Selatan – Barat Daya kota Semarang dengan jarak
sekitar 40 km, tepatnya berada di Kabupaten Semarang. Gunung Ungaran termasuk
gunung berapi tyepe strato. Gunung lain terdiri dari tiga buah gunung yakni
gunung Gendol, gunung Botak, dan gunung Ungaran. Puncak tertinggi Gunung
Ungaran memiliki ketinggian 2.050 mdpl. Untuk menuju puncak Gunung Ungaran ini
dibutuhkan waktu sekitar 5 jam dari candi Gegung Songo, atau sekitar 8 jam dari
Jimbaran.
Gunung
ini sangat istimewa yakni adanya panas bumi di sisi selatan dan sisi utara
gunung, juga di kaki gunung di sebelah timur. Panas tertinggi di Gegung Songo
dengan uap panas dan kolam bersuhu 86ºC juga sumber mata air panas. Disebelah
Gunung Ungaran terdapat beberapa sumber air panas dengan suhu berkisar 48ºC dan
53ºC. Air panas terdapat di sebelah timur gunung memiliki suhu yang hangat
bertkisar 42ºC.
Panas
yang dihasilkan disekitar Gegung Songo ini berhubungan dengan aktifitas termuda
gunung berapi yang terjadi pada Gunung Ungaran, yakni sejak adanya aliran lahar
andesive di kawah di sebelah utara. Tidak ada catatan mengenai sejarah letusan
Gunung Ungaran. Beberap kali aktifitas letusan pernah terjadi di tengah-tengah
gunung dekat puncak Gunung Ungaran, sehingga membentuk gunung berapi.
Dikawasan
cagar budaya di sekitar Candi Gedung Songo yang bersuhu rata-rata 19ºCsampai
27ºC ini ternyata memilki bio energy terbaik di Asia. Bioenergi di kawasan ini bahkan lebih baik dari yang berada di
pegunungan Tibet. Setelah kita menghirup kemajuan dan meningkatkan kualitas
hidup.
Banyak
mata air dengan kepulan asap yang berbau menyengat. Konon, air ini penuh tuah.
Terutama untuk menyembuhkan penyakit kulit yang diderita seseorang.
1.2.
Tujuan dan Manfaat penelitian
Tujuan
penelitian adalah untuk mengatahui kondisi air berdasarkan sifat fisika, kimia
dan mikrobologi pada air yang telah ditentukan dan untuk mengetahui syarat –
syarat air minum yang layak untuk dikonsumsi.
Hasil
penelitian ini akan memperkaya pemahaman tentang air yang sesuai dengan
lingkungannya. Aplikasi hasil penelitian ini adalah kondisi air yang berkaitan
dengan sifat fisika, kimia dan mikrobologi dalam air. Diharapkan dalam dalam
penelitian tiga hal tersebut dapat memperoleh data yang maksimal.
II. METODE
PENELITIAN
2.1. Materi
Materi penelitian adalah air sumber belerang
Gedung Songo yang berasal dari pegunungan yang berasal dari dataran tinggi,
kompleks museum Ronggowarsito, dan air dari SMA Negeri 3 Klaten. Sebelum
digunakan untuk penelitian air di masukan dalam botol kaca dengan suhu ruangan
antara 27º-28º C.
2.2. Metode Penelitian
Metode untuk menetukan sifat kimia,
fisika, dan mikrobiologi adalah dengan menentukan warna, bau, rasa, suhu,
tingkat kekeruhan dan pH ( tingkat keasaman ). Pada tahap pertama dilakukan
pengambilan sampel air di lingkungan Gedung Songo, kompleks museum Ronggowarsito,
dan air dari SMA Negeri 3 Klaten. Pada tahap kedua yaitu di lakukan pengujian
pH ( tingkat keasaman ) air.
Tahap
Pertama
Pada
tahap pertama yaitu pengambilan sample air di lingkungan Gedung Songo seperti air
sumur penduduk Candi Gedung Songo, sungai Gedung Songo, sumber belerang,
pemandian belerang, air di kompleks museum Ronggowarsito, dan air dari SMA
Negeri 3 Klaten. Dan di lakukan pengujian tentang warna, bau, rasa, suhu, dan
tingkat kekeruhan. Dan pengujian pada air di lingkungan Gedung Songo di lakukan
secara langsung di lingkungan Gedung Songo.
Tahap
Kedua
Pada
tahap kedua di lakukan pengujian pH ( tingkat keasaman ) air pada air di
lingkungan Candi Gedung Songo, kompleks museum Ronggowarsito, dan air SMA
Negeri 3 Klaten, dengan mengunakan kertas lakmus. Pengujian pH ( tingkat
keasaman ) dengan cara memasukkan kertas lakmus selama 2 menit sdalam setiap
air yang telah ditentukan.
Analisis Data
Data
yang diperoleh berupa keadaan air yang lingkungannya berbeda, menyebabkan
adanya perbedaan kandungan airnya.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sifat kimia dan fisika pada air yang berasal dari
dataran tinggi dan dataran randah berbeda (tabel).
Sifat
kimia, fisika air dari gunung Ungaran, kompleks museum Ronggowarsito, dan air SMA
Negeri 3 Klaten berbeda.
No
|
Obyek
Yang Diamati
|
Sifat
Kimia dan Fisika Air
|
||||
Bau
|
pH
|
Rasa
|
Tingkat
Kekeruhan
|
Warna
|
||
1.
|
Sumur Penduduk Gedung Songo
|
Belerang
|
-
|
Asin
|
Jernih
|
Bening
|
2.
|
Sungai Gedung Songo
|
Belerang
|
Asam
|
Agak asin
|
Jernih
|
Bening
|
3.
|
Sumber Belerang
|
Belerang
|
Asam
|
Asin
|
Belerang
|
Abu-abu
|
4.
|
Pemandian Belerang
|
Belerang tidak menyengat
|
Asam
|
Asin
|
Belerang
|
Bening
|
5.
|
Kompleks Museum Ronggowarsito
|
Tidak berbau
|
Basa
|
Hambar
|
Jernih
|
Bening
|
6.
|
air SMA Negeri 3 Klaten
|
Tidak berbau
|
Asam
|
Hambar
|
Jernih
|
Bening
|
Data
dalam tabel
menunjukkan bahwa air dari sumur dataran tinggi berbeda dengan air dari dataran
rendah berbeda. Dan menunjukkan syarat-syarat air yang layak dikonsumsi yaitu :
Tidak
Berasa
Tidak
Berbau
Tidak
Berwarna
Tidak
mengandung logam berat
Tidak
tercemar oleh bakteri ( misalnya Esherichia Coli )
Hasil
penelitian bahwa air yang layak untuk dikonsumsi yaitu air berasal dari
kompleks museum Ronggowarsito, dan air SMA Negeri 3 Klaten.
Air
bersih adalah salah satu jenis sumber daya air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk konsumsi atau dalam
melakukan aktifiitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Sesuai
syarat-syarat air yang layak dikonsumsi yaitu tidak terkandung logam berat
(Arsenic Cadmin, Chromium, Lead, Mercury) yang bersifat karsinogenik, kemudian
tidak tercemar oleh bakteri yang merupakan bagian dari caliform dapat
menyebabkan penyakit Gastroentritis (Guideline for Quality Drinking, Water
Quality 2nd edition vol 1 WHO 1993), residu bahan sanitasi
Peroxycanetic Acid (PAA) yang dapat mengakibatkan iritasi kulit dan mata,
menggangu saluran pernafasan (MSDS) bahan kimia digunakan. Apabila jumlah
koloni total bakteri umum diatas 100.00 dapat menggangu kesehatan (
Microbiology in the bottled water industry by Frances Mat Guire, UEA, Norwich).
Bakteri yang dapat menggangu kesehatan yaitu Ctnophita (algae biru hijau) yang
dapat menghasilkan toxin penyebab alergi, Cyptosporodium dan Giardialamblia
yang dapat menyebabkan infeksi perncernaan dan kulit (Guideline For Quality Drinking,
Water Quality 2nd edition vol 1 WHO 1993). Adanya coliform yang
merupakan indicator adanya pencemaran tinja yang keberadaannya berpotensi untuk
penyebaran penyakit cholera, disentri atau gastroentertitis (WHO 1996
Guidelines For Drinking Water Quality). Dalam fisika pasir atau partikel 1/32
tidak boleh ada dalam makanan minuman ( HTM Retail and Food Service Opertation
HACCP TQM Technical Guideline). Partikel ini berasal dari sumber.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Keadaan
air yang berasal dari dataran tinggi lebih tinggi kandungan belerangnya
disbanding air yang berasal dari dataran rendah.
Air
yang diambil dari sumber belerang akan berubah kandungannya setelah beberapa
hari. Dan air yang baik untuk dikonsumsi yaitu air yang tidak mengadung
belerang.
4.2.
Saran
Untuk memperoleh data yang akurat penelitian pengujian
air langsung diuji secara langsung di tempat, agar kandungan air tidak berubah.
0 komentar:
Posting Komentar